Rangkuman PAI Kelas 6 Bab 1 - Belajar Al-Qur'an dan Hadis


Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
Membaca, menulis, dan menghafal Q.S. Ad-Duhā dengan tartil.
Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. Ad-Duhā dengan baik.
Memahami hukum bacaan tajwid (tafkhim dan tarqīq) dengan benar.
Menumbuhkan sikap solidaritas dan saling membantu melalui nilai-nilai Islam.
Terbiasa membaca Al-Qur'an dengan tartil.

Peta Konsep
Materi ini membahas:
Q.S. Ad-Duhā : Meliputi aspek pembacaan, penulisan, hafalan, serta pemahaman pesan-pesan pokoknya.
Hukum Tajwid : Fokus pada tafkhim (menebalkan) dan tarqīq (menipiskan)
Hadis tentang Keutamaan Memberi : 
Mencakup adab pemberian hadiah, hikmah memberi, serta larangan suap.

A. Pembelajaran Q.S. Ad-Duhā
1. Pengenalan Surah Ad-Duhā
Arti Surah : Ad-Duhā berarti waktu pagi
Klasifikasi :
Surah ke-93 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 11 ayat, termasuk surah Makiyah karena diturunkan sebelum hijrah.
Latar Belakang :
Turun sebagai jawaban atas ejekan kaum kafir Quraisy yang menganggap Allah telah meninggalkan Nabi Muhammad SAW karena lama tidak turun wahyu.

2. Pesan-Pesan Pokok Q.S. Ad-Duhā
Penegasan Allah kepada Nabi Muhammad SAW :
- Bahwa Allah tidak pernah meninggalkan atau membenci Rasul-Nya.
- Allah akan memberikan karunia dan ketenangan setelah masa sulit.

Larangan Berlaku Sewenang-Wenang :
- Dilarang menyakiti anak yatim.
- Dilarang menghardik orang yang meminta-minta.

Perintah Bersyukur :
Mensyukuri nikmat Allah harus dilakukan dengan sikap dan perilaku baik.

3. Hukum Tajwid dalam Q.S. Ad-Duhā
Tafkhim (Menebalkan) :
Huruf-huruf tertentu dibaca tebal (misalnya huruf istila' seperti لَمْ).
Contoh: Ketika bertemu dengan kasrah bukan asli, huruf tersebut wajib dibaca tafkhim.

Tarqīq (Menipiskan) :
Huruf-huruf tertentu dibaca tipis.
Contoh: Huruf yang bertanda kasrah dibaca tipis jika tidak bertemu dengan huruf istila'.

B. Pembelajaran Hadis tentang Keutamaan Memberi
1. Definisi Hadis
Hadis adalah sabda, perbuatan, ketetapan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an.

2. Jenis-Jenis Pemberian dalam Islam
Sedekah :
Diberikan kepada mustahik (8 golongan penerima zakat).
Contoh: Zakat fitrah.

Jariah :
●        Pemberian untuk kepentingan umum.
●        Contoh: Wakaf tanah untuk masjid.
Hibah :
Pemberian tanpa imbalan, bertujuan menjalin cinta dan persaudaraan.
Contoh: Memberi hadiah kepada tetangga.

Hadiah :
Pemberian untuk penghormatan atau ungkapan kasih sayang.
Semua orang senang menerima hadiah.

3. Adab dalam Memberi Hadiah
Jangan meremehkan pemberian sekecil apa pun.
Hindari memberi dengan niat mendapatkan imbalan (suap).
Membalas hadiah sangat dianjurkan, minimal dengan ucapan terima kasih.

4. Larangan Suap
Memberi atau menerima suap termasuk dosa besar.
Penyuap dan yang disuap sama-sama dilaknat Allah.

C. Aplikasi Nilai-Nilai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Mengamalkan Pesan Q.S. Ad-Duhā :
- Hormati anak yatim dan orang yang meminta-minta.
- Selalu bersyukur kepada Allah.

Menerapkan Sunnah Rasulullah SAW :
- Berbuat baik kepada sesama tanpa pamrih.
- Hindari tindakan korupsi dan suap.

D. Refleksi dan Karakter
Refleksi :
- Bertekad mengamalkan Q.S. Ad-Duhā dengan berprasangka baik kepada Allah.
Menjadi generasi anti-KORUPSI.

Karakter :
Evaluasi diri sendiri dengan memberi respons (Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah) terhadap pernyataan berikut:
1.    Membaca Al-Qur'an setiap selesai salat lima waktu.
2.    Mengajarkan orang lain mempelajari Al-Qur'an.
3.    Berusaha menghafal Al-Qur'an.
4.    Mempelajari Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.
5.    Memuliakan kitab suci Al-Qur'an.

E. Penutup
Rangkuman :
Q.S. Ad-Duhā mengandung pesan moral tentang keyakinan, kasih sayang, dan syukur.
Hadis tentang keutamaan memberi mengajarkan pentingnya berbagi tanpa pamrih.

1. Q.S. Ad-Duhā (Surah ke-93, Ayat 1-11)
وَٱلضُّحَىٰ ۙ وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ ۙ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ ۙ وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ ۙ وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ ۙ أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ ۙ وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ ۙ وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ ۙ فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ۙ وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ ۙ وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Terjemahan:
Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),
dan demi malam apabila telah sunyi,
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.
Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu)?
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk?
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?
Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Referensi:
Sumber: Al-Qur'an Surah Ad-Duhā (QS. 93:1-11).
Klasifikasi Surah: Makiyah (diturunkan sebelum hijrah).

2. Hadis tentang Keutamaan Memberi
Dalil:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.

Hadis Lain:
Tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta.
Terjemahan:
Tangan yang memberi lebih baik daripada tangan yang meminta.

Referensi:
Riwayat: Imam Bukhari dan Muslim.
Status: Muttafaq 'Alaih (disepakati oleh Bukhari dan Muslim).

3. Hadis tentang Saling Menghadiahi
Dalil:
Saling menghadiahilah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.
Terjemahan:
Jika kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.

Referensi:
Riwayat: Imam al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (No. 594).

4. Hadis tentang Larangan Meremehkan Pemberian
Dalil:
يا نساء المسلمات، لا يحق لامرأة أن تحتقر جارتها ولو شظية من كبد كبش.
Wahai para wanita kaum Muslimin, janganlah seorang tetangga meremehkan pemberian tetangganya yang lain, sekalipun pemberian tersebut hanya berupa ujung kuku unta.
Terjemahan:
Jangan meremehkan pemberian meskipun nilainya kecil.

Referensi:
Riwayat: Imam Bukhari dan Muslim.

5. Hadis tentang Membalas Pemberian
Dalil:
من صنع إليكم معروفًا فكافئوه، فإن لم تجدوا ما تكافئونه فادعوا له حتى تروا أنكم قد كافأتموه.
Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian, balaslah dia. Jika kalian tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dia hingga kalian merasa telah membalasnya.
Terjemahan:
Jika seseorang berbuat baik kepada kalian, balaslah. Jika tidak mampu, doakanlah dia.

Referensi:
Riwayat: Imam Ahmad.


6. Hadis tentang Larangan Suap
Dalil:
لعن الله الراشي والمرتشي.
Allah melaknat penyuap dan yang disuap.
Terjemahan:
Allah melaknat orang yang menyuap dan menerima suap.

Referensi:
Riwayat: Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi.


Referensi Utama:
Al-Qur'an dan Terjemahannya.
Kitab Hadis Shahih Bukhari dan Muslim.
 Kitab al-Adabul Mufrad karya Imam Bukhari.
خير الناس أنفعهم للناس
اليد العليا خير من اليد السفلى، واليد العليا هي التي تعطي، واليد السفلى هي التي تسأل.
تهادوا تحابوا


Baca Juga :