Rangkuman PAI Kelas 6 Bab 2 - Allah Swt. Maha Segalanya


Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
Menjelaskan arti dan makna Asmaul Husna: al-Ghaffar , al-Afuw , al-Wahid , dan al-Samad 
Membuat karya seni kaligrafi dari Asmaul Husna tersebut
Melafalkan Asmaul Husna dengan baik dan benar.
Menumbuhkan sikap mandiri, bertanggung jawab, dan pemaaf.
Peta Konsep
Allah Maha Segalanya :
        Al-Samad : Tempat bergantung dan berharap.
        Al-Wahid : Tunggal, Esa.
        Al-Afuw : Menghapus dosa.
        Al-Ghaffar : Menutup aib dan dosa.
Kata Kunci
        Al-Ghaffar : Menutup dosa atau aib.
        Al-Afuw : Menghapus dosa.
        Al-Wahid : Tunggal, Esa.
        Al-Samad : Tempat bergantung dan menggantungkan harapan.
        Tabayyun : Jelas atau terang (meminta penjelasan sebelum menyebarkan informasi).
Makna Asmaul Husna
1. Al-Ghaffar
Arti : Berasal dari kata ghafara yang artinya menutup.
Penjelasan :
Allah menutup dosa hamba-Nya dengan keindahan dan menyembunyikan keburukan manusia.
Contoh amalan: Menutupi aib orang lain agar tidak tersebar.
Hadis Terkait : 
Siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. (HR. Ibnu Majah).

2. Al-Afuw
Arti : Berasal dari kata ‘afwu yang artinya menghapus atau melenyapkan.
Penjelasan :
Allah menghapus dosa hamba-Nya jika bertaubat.
Contoh amalan: Memaafkan kesalahan orang lain tanpa menyimpan dendam.
Ayat Terkait : QS. An-Nisa: 149, 
Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.

3. Al-Wahid
Arti : Tunggal, Esa.
Penjelasan : Allah adalah satu-satunya Tuhan tanpa sekutu.
Ciri orang yang mengimani kemahatunggalan Allah:
- Selalu mengucapkan Lailahaillallah .
- Melaksanakan salat wajib.
- Hanya berdoa kepada Allah.
- Menghindari perbuatan musyrik.
- Fokus pada satu tujuan hidup.

4. Al-Samad
Arti : Tempat meminta dan menggantungkan harapan.
Penjelasan : Semua makhluk bergantung kepada Allah dalam berbagai cara.
Contoh amalan: Beribadah sungguh-sungguh dan hanya memohon kepada Allah.
Cara Allah Mengampuni Kesalahan Manusia
Allah mengampuni dosa manusia jika mereka bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sebenar-benarnya).
Syarat Taubat Nasuha :
1. Meninggalkan kemaksiatan.
2. Menyesali dosa dengan sungguh-sungguh.
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi dosa.
4. Mendapatkan maaf dari orang yang dianiaya.

Istigfar : Mengucapkan istigfar sebagai bentuk permohonan ampunan kepada Allah.
Rangkuman Utama
Al-Ghaffar : Menutupi dosa dan aib.
Al-Afuw : Menghapus dosa dan memaafkan kesalahan.
Al-Wahid : Allah Maha Tunggal.
Al-Samad : Tempat meminta dan menggantungkan harapan.
Syarat mendapat ampunan Allah adalah bertaubat nasuha.
Tabayyun : Meminta klarifikasi sebelum menyebarkan informasi.
Refleksi
Siswa diminta merenungkan kesalahan masa lalu dan menulis pendapat tentang bagaimana cara memperbaikinya melalui tulisan.
Karakter
Siswa diharapkan menjadi pribadi yang:
● Pemaaf dan meminta maaf jika bersalah.
 Berhati-hati dalam aktivitas sehari-hari.


Kisah Inspiratif
Kisah tentang pentingnya tabayyun dalam kasus pemungutan zakat oleh al-Walid ibn Uqbah dan klarifikasi oleh Khalid ibn Walid.
Catatan Orang Tua
Orang tua diminta memberikan paraf sebagai bukti telah membaca materi ini.
Kesimpulan
Materi ini mengajarkan siswa tentang kebesaran Allah melalui Asmaul Husna, pentingnya memaafkan, menutupi aib orang lain, dan selalu bergantung kepada Allah. Siswa juga diajak untuk berpikir kritis melalui konsep tabayyun.
Dalil dari Al-Qur'an
1. QS. Al-Nisa: 149
وَإِن تُبْدُوا۟ خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا۟ عَن سُوٓءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.

2. QS. Al-Baqarah: 163
وَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang satu; tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."

3. QS. At-Tahrim: 8
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga..."

Dalil dari Hadis
1. Hadis tentang Menutup Aib Orang Lain
"Siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah menutupi aibnya di dunia dan di akhirat."

Hadis tentang Istigfar
Istilah istigfar yang disebutkan dalam konteks taubat secara lisan sebagai bentuk permohonan ampunan kepada Allah. Meskipun teks spesifik hadis tidak disebutkan dalam berkas, praktik istigfar sering dirujuk dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, seperti:
Ya Allah, Engkau adalah Tuhan yang memberi ampunan, dan aku meminta ampunan kepada-Mu untuk dosaku.

Referensi Umum :
Hadis-hadis tentang istigfar tersebar dalam kitab-kitab hadis seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim .
Penjelasan Kontekstual dalam Berkas
QS. An-Nisa: 149 - Digunakan untuk menjelaskan makna Al-Afuw , yaitu sifat Allah yang menghapus dosa hamba-Nya jika mereka bertaubat atau memaafkan kesalahan orang lain.

QS. Al-Baqarah: 163 - digunakan untuk menjelaskan konsep Al-Wahid , yaitu keesaan Allah yang tunggal tanpa sekutu.

QS. At-Tahrim: 8 - digunakan untuk menjelaskan pentingnya taubat nasuha sebagai syarat mendapatkan ampunan Allah.

Hadis tentang menutup aib digunakan untuk menjelaskan pengamalan Al-Ghaffar , yaitu menutupi kesalahan orang lain agar tidak tersebar.
Kesimpulan
Dalil-dalil yang termuat dalam berkas terlampir mencakup ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis yang relevan dengan pembahasan Asmaul Husna (Al-Ghaffar, Al-Afuw, Al-Wahid, Al-Samad ) serta pentingnya tabayyun dan taubat. Semua dalil tersebut memiliki referensi yang jelas dan dapat ditelusuri melalui kitab suci Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

QS. An-Nisa: 149 
QS. Al-Baqarah: 163 
QS. At-Tahrim: 8 
Hadis: 
Siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. (HR. Ibnu Majah).



Baca Juga :