A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini,
siswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan
definisi halal dan haram.
- Menyebutkan
dasar hukum halal dan haram dalam Islam.
- Mengidentifikasi
sebab-sebab halal dan haram (zat, sifat, proses).
- Menerapkan
ketentuan halal dan haram dalam kehidupan sehari-hari.
- Membuat
paparan tentang hukum halal dan haram.
B.
Definisi Halal dan Haram
- Halal:
Artinya:
Diizinkan/dibolehkan oleh syariat Islam.
Contoh:
Makanan tanpa kandungan babi, aktivitas baik seperti
sedekah.
Dalil:
Q.S. Al-Maidah/5:87 ("Janganlah kamu mengharamkan
yang baik yang dihalalkan Allah").
- Haram:
Artinya:
Dilarang oleh syariat Islam dan mendatangkan dosa.
Contoh:
Mengonsumsi babi, berjudi, berbuat zalim.
Dalil:
Q.S. Al-Baqarah/2:173 (larangan bangkai, darah, babi).
C.
Dasar Hukum Halal dan Haram
- Al-Qur’an:
Sumber utama, contoh Q.S. Al-Maidah/5:3.
- Al-Hadis:
Menjelaskan ketentuan Al-Qur’an, seperti hadis tentang makanan haram.
- Ijtihad Ulama: Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang produk halal.
Contoh
Penerapan:
Sertifikasi
Halal :
Produk makanan/minuman harus melalui
pemeriksaan LPPOM-MUI.
Label
Halal :
Tanda legal yang wajib dicantumkan pada
kemasan.
D.
Sebab-Sebab Halal dan Haram
- Zat Asal:
Haram karena zatnya (contoh: babi, bangkai).
Dalil: Q.S. Al-Baqarah/2:173.
- Sifat Asal:
Haram karena sifat buruk (contoh: judi, riba).
Dalil: Q.S. Al-Baqarah/2:219.
- Proses:
Halal bisa menjadi haram jika prosesnya tidak sesuai
syariat (contoh: makanan dimasak dengan alat bekas babi).
Contoh Lain: Uang haram dari korupsi/judi.
E.
Penerapan dalam Kehidupan
- Sikap:
Meyakini hukum halal/haram untuk kebaikan (contoh:
tidak mubazir makanan).
- Perilaku:
Menghindari perbuatan haram (contoh: tidak membuang
sampah sembarangan).
- Konsumsi:
Memilih produk berlabel halal dan thayyib (baik).
Contoh
Nyata:
●
Memeriksa logo halal MUI saat berbelanja.
●
Menghindari makanan syubhat (meragukan).
F.
Kisah Inspiratif
Abu Bakar dan Makanan Haram:
Abu Bakar memuntahkan
makanan setelah tahu diperoleh dari praktik haram (perdukunan).
Hikmah: Konsistensi menjaga kehalalan rezeki.
1. Q.S. Al-Maidah (5:87)
Topik: Larangan Mengharamkan yang Halal
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا
تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Referensi:
Mushaf Al-Qur’an Standar Kemenag RI.
Tafsir Ibnu Katsir (Jilid 3, hlm. 178).
2. Q.S. Al-Baqarah (2:173)
Topik: Zat Haram (Bangkai, Darah, Babi):
إِنَّمَا حَرَّمَ
عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ
لِغَيْرِ اللَّهِ
Referensi:
Mushaf Al-Qur’an Standar Kemenag RI.
Tafsir Ath-Thabari (Jilid 2, hlm. 345).
3. Q.S. Al-Baqarah (2:219)
Topik: Dosa Judi dan Khamar
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
Referensi:
Mushaf Al-Qur’an Standar Kemenag RI.
Tafsir Al-Qurtubi (Jilid 3, hlm. 210).
4. Q.S. An-Nahl (16:44)
Topik: Fungsi Hadis sebagai Penjelas Al-Qur’an
وَأَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ
Referensi:
Mushaf Al-Qur’an Standar Kemenag RI.
Tafsir As-Sa’di (hlm. 456).
5. Hadis Riwayat Hakim dan Bazzar
Topik: Kehalalan dan Keharaman Berdasarkan Al-Qur’an
مَا أَحَلَّ
اللَّهُ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ حَلَالٌ، وَمَا حَرَّمَ فَهُوَ حَرَامٌ، وَمَا
سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ عَفْوٌ
Referensi:
Al-Mustadrak ‘ala Ash-Shahihain (Hakim),
No. 3197.
Majma’ Az-Zawaid (Al-Haitsami), Jilid 1,
hlm. 172.
Catatan
Penting:
Validitas
Dalil:
Semua ayat Al-Qur’an dirujuk dari mushaf
resmi Kemenag RI.
Hadis diperiksa melalui kitab-kitab muktabar seperti Al-Mustadrak dan Majma’ Az-Zawaid.
Kontekstualisasi:
