Rangkuman PAI Kelas 6 Bab 9 - Mengamalkan Puasa Sunah


A. Pengertian Puasa Sunah
Puasa sunah (shaum tatawwu’) adalah ibadah puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. sebagai penyempurna ibadah wajib.
Hukumnya Sunah, artinya jika dikerjakan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Makna Puasa: Menahan diri dari makan, minum, dan hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Tujuan: Mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan meningkatkan ketakwaan (QS. Al-Baqarah: 183).
________________________________________
B. Jenis-Jenis Puasa Sunah dan Waktunya
  • Puasa Syawal: 6 hari di bulan Syawal (setelah Idulfitri). Keutamaan: setara puasa setahun (HR. Muslim).
  • Puasa Senin-Kamis: Alasan: Hari kelahiran Nabi Muhammad saw. dan turunnya wahyu (HR. Muslim).
  • Puasa Arafah: 9 Zulhijjah (sebelum Iduladha). Keutamaan: diampuni dosa setahun sebelumnya dan sesudahnya (HR. Muslim).
  • Puasa Asyura: 10 Muharam. Keutamaan: diampuni dosa setahun sebelumnya (HR. Muslim).
  • Puasa Ayyāmul Bīd: 13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah.
  • Puasa Daud: Sehari puasa, sehari tidak (meneladani Nabi Daud).
________________________________________
C. Ketentuan Puasa Sunah
1. Syarat Sah: 
  • Islam, 
  • mumayyiz (bisa membedakan baik-buruk), 
  • suci dari haid/nifas, dan 
  • berpuasa di waktu yang diperbolehkan.
2. Rukun:
  • Niat (malam hari atau siang hari jika belum makan/minum sejak fajar).
  • Menahan diri dari hal yang membatalkan puasa.
3. Yang Membatalkan Puasa:
  • Makan/minum sengaja,
  • Muntah disengaja,
  • Murtad, dll.
________________________________________
D. Hikmah dan Keutamaan
1. Spiritual:
  • Penyempurna ibadah wajib.
  • Mendapat pahala besar (HR. Bukhari-Muslim: puasa di jalan Allah menjauhkan dari neraka).
2. Sosial: Menumbuhkan empati dan kepedulian kepada sesama.
3. Kesehatan: Detoksifikasi tubuh dan melatih disiplin.
________________________________________
E. Pesan Moral
Puasa sunah adalah bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-NyA. Mulailah dari puasa sunnah yang mudah dilaksanakan.

________________________________________
1. Keutamaan Puasa Secara Umum
Hadis Qudsi: 
الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan memberinya ganjaran.
Referensi:
HR. Muslim (No. 1151) dari Abu Hurairah.

Hadis Nabi:
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بَاعَدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun.
Referensi:
HR. Bukhari (No. 2840) dan Muslim (No. 1153) dari Abu Sa’id Al-Khudri.
________________________________________
2. Puasa Syawal
Hadis:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِِ
Barangsiapa berpuasa Ramadan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun penuh.
Referensi:
HR. Muslim (No. 1164) dari Abu Ayyub Al-Ansari.
________________________________________
3. Puasa Senin-Kamis
Hadis:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
Hari Senin adalah hari kelahiranku, dan hari diturunkannya wahyu kepadaku.
Referensi:
HR. Muslim (No. 1162) dari Abu Qatadah.
________________________________________
4. Puasa Arafah
Hadis:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Puasa hari Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Referensi:
HR. Muslim (No. 1162) dari Abu Qatadah.
________________________________________
5. Puasa Asyura (10 Muharram)
Hadis:
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya.
Referensi:
HR. Muslim (No. 1162) dari Abu Qatadah.
________________________________________
6. Puasa Nabi Daud
Hadis:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Puasa yang paling utama adalah puasa Nabi Daud; ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.
Referensi:
HR. Bukhari (No. 3420) dan Muslim (No. 1159) dari Abdullah bin Amr.
________________________________________
Catatan Penting:
1. Validitas Hadis: 
  • Semua dalil di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim 
  • (Kecuali Hadis Qudsi) yang tergolong shahih.
2. Kontekstualisasi:
  • Puasa sunah tidak boleh dilakukan pada hari terlarang (seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Tasyrik).
  • Niat puasa sunah bisa dilakukan siang hari jika belum makan/minum sejak fajar (berdasarkan pendapat ulama Syafi’iyah).

Catatan Guru:
Integrasikan kisah teladan Nabi dan sahabat untuk memotivasi siswa.
Referensi:
Hadis HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud.
Buku PAI Kelas VI Kemdikbud 2022.
Baca Juga :